Senin, 24 Agustus 2015

Apa itu Radikal Bebas (Oksidan) dan Antioksidan?

Radikal bebas dan antioksidan adalah istilah yang seringkali kita dengar, tapi banyak orang yang mungkin tidak mengetahui apa arti yang sebenarnya dari radikal bebas itu.

Sebenarnya radikal bebas atau sering disebut oksidan merupakan molekul-molekul yang sangar reaktif di dalam tubuh dan pada hakekatnya dapat merusak bio molekul penting di dalam sel-sel, termasuk DNA. Hal ini merupakan penyebab utama penyakit fatal seperti serangan jantung, kanker, hingga penuaan dini.

Berdasarkan penelitian ilmuwan Moses Gomberg dan ilmuwan lainnya, istilah radikal bebas diartikan sebagai molekul yang relatif tidak stabil di dalam sel, mempunyai satu atau lebih elektron yang tidak berpasangan di orbit luarnya. Molekul tersebut bersifat reaktif dalam mencari pasangan elektronnya, yang biasanya "dicuri" dari sel tubuh lain. Hal inilah yang merusak sel-sel tubuh, sehingga berujung pada munculnya penyakit dan penuaan dini.

Radikal bebas yang bersifat reaktif tersebut juga dapat menimbulkan perubahan kimiawi dan  merusak berbagai komponen sel hidup seperti protein, lipid, karbohidrat dan asam nukleat. Gawatnya lagi, jika radikal bebas sudah terbentuk dalam tubuh maka akan terjadi reaksi berantai dan menghasilkan radikal bebas baru yang akhirnya jumlahnya akan terus menerus bertambah.

Zat antioksidan adalah substansi yang dapat menetralisir atau menghandurkan radikal bebas.

Radikal bebas merupakan jenis oksigen yang memiliki tingkat reaktif yang tinggi dan secara alami ada d dalam tubuh sebagai hasil dari reaksi biokimia di dalam tubuh. Radikal bebas juga terdapat di lingkungan sekitar kita yang berasal dari polusi udara, asap tembakau, penguapan alkohol yang berlebihan, bahan pengawet dan pupuk, sinar Ultra Violet, X-rays dan Ozon.

Radikal bebas dapat merusak sel tubuh apabila tubuh kekurangan zat antioksidan atau saat tubuh kelebihan radikal bebas. Hal ini dapat menyebabkan berkembangnya sel kanker, penyakit hati, arthritis, katarak dan penyakit degeneratif lainnya bahkan juga mempercepat penuaan dini.

Penyebab

Sinar ultraviolet matahari antara pukul 10.00 - 15.00, polusi asap rokok dan pabrik, alkohol, emisi kendaraan bermotor adalah faktor eksternal yang memacu pembentukan radikal bebas di dalam tubuh. Setiap kali bernapas dengan menghirup oksigen, pasti terjadi oksidasi yang menghasilkan sisa-sisa oksidasi yang disebut oksidan. Oksidan inilah yang juga membentuk radikal bebas. 

Selain itu, kelebihan gizi merupakan faktor internal pembentukannya. Dalam makanan kita sehari-hari sebaiknya tidak kelebihan lemak, vitamin, protein dan sebagainya. Karena ketika tubuh kita mencerna makanan, selain menghasilkan energi juga menghasilkan radikal bebas sebagai bagian dari proses metabolisme tubuh. Stres oksidatif adalah ketidakseimbangan antara radikal bebas dan antioksidan yang dipicu oleh dua kondisi umum yakni kurangnya antioksidan dan kelebihan produksi radikal bebas.

Keadaan stres oksidatif membawa pada kerusakan oksidatif  mulai dari tingkat sel, jaringan, hingga ke organ tubuh, menyebabkan terjadinya percepatan proses penuaan dan munculnya penyakit. Berbagai penyakit yang telah diteliti dan diduga kuat berkaitan dengan aktivitas radikal bebas antara lain adalah stroke, asma, diabetes melitus, radang usus, penyumbatan kronis pembuluh darah di jantung, parkinson, hingga AIDS

Teori penuaan dan radikal bebas pertama kali digulirkan oleh Denham Harman dari University of Nebraska Medical Center di Ohama, AS pada 1956 yang menyatakan bahwa tubuh mengalami penuaan karena serangan oksidasi dari zat-zat perusak. Kanker dan tumor banyak disepakati para ilmuwan sebagai penyakit yang berawal dari mutasi gen atau DNA sel. Radikal bebas jelas berperan pada prose mutasi ini. Bahaya lainnya adalah bila bereaksi dengan low-density lipoprotein (LDL)-cholesterol menjadi bentuk yang reaktif sebagai faktor resiko penyakit jantung.

Radikal bebas (oksidan) ini bisa diatasi dengan menangkal masuknya oksidan ini ke tubuh dengan memakai tabir surya di kulit dan juga dengan antioksidan. Antioksidan dalam tubuh dapat memberikan perlindungan pada tubuh dari ancaman radikal bebas dan berfungsi untuk menetralisirnya. Manfaatnya dapat memperlambat proses penuaan dan mencegah berbagai penyakit di atas.

Makanan yang Mengandung Oksidan (Radikal Bebas)

Jenis makanan tertentu seperti fast food (cepat saji) dan makanan kemasan atau kaleng ditengarai berpotensi meninggalkan racun dalam tubuh, sebab jenis makanan ini berlimpah lemak dan mengandung pengawet. Padahal untuk jaman sekarang kebiasaan makan makanan berlemak tinggi menjadi sesuatu yang sulit dihindari karena perubahan pola hidup masyarakat, khususnya di perkotaan.

Para ahli pangan, gizi dan kesehatan menyebutkan makanan berlemak dapat menjadi sumber radikal bebas dalam tubuh. Yaitu, suatu molekul atau atom apa saja yang sangat tidak stabil karena memiliki satu atau lebih elktron yang tak berpasangan. Menurut Prof. Dr. dr. Harijono KS, SpKK, dosen Fakultas Kedokteran UNS, radikal bebas ini berbahaya karena amat reaktif mencari pasangan elektronnya.  Jika radikal bebas sudah terbentuk dalam tubuh maka akan terjadi reaksi berantai dan menghasilkan radikal bebas baru yang akhirnya jumlahnya terus bertambah. Selanjutnya akan menyerang sel-sel tubuh kita sehingga terjadilah kerusakan jaringan yang akan mempercepat proses penuaan .

Makanan yang Mengandung Antioksidan

Ada beberapa macam makanan yang merupakan sumber antioksidan. Yakni makanan yang mengandung vitamin A, C, E, melantonin, betakaroten seperti sayuran, kacang-kacangan, jagung, kedelai dan buah. Saat ini juga tersedia suplemen dan susu yang mengandung antioksidan. Daging mengandung banyak oksidan, jadi sebaiknya perbanyak konsumsi sayur dan buah. Vitami E dan C dikenal sebagai antioksidan yang potensial dan banyak dikonsumsi.

Penelitian yang terbaru berdasarkan hasil studi epidemiologi menunjukkan asupan sehari vitamin E lebih dari 400 IU akan meningkatkan resiko kematian dan harus dihindari. Sementara dosis konsumsi vitamn E bagi orang dewasa normal  cukup 8-10 IU per hari. Selama ini di pasaran suplemen vitamin E dan C umumnya dijual dalam dosis relatif tinggi. Beberapa produk mengandung vitamin C 1000 mg per tablet. Padahal, kecukupan gizi vitamin C per hari bagi orang dewasa  yang hidup tenang, tidak stres atau kondisi lain yang tidak sehat adalah sekitar 60-75 mg per hari. Untuk mereka yang tinggal di kota besar yang penuh polusi seperti Jakarta, dosis 500 mg bisa diterima. Selain itu ada beberapa senyawa dalam tumbuhan yang juga bermanfaat, salah satunya adalah senyawa felonik yang terkandung dalam sayuran , buah-buahan, rempah-rempah dan sebagainya. Berbagai hasil penelitian membuktikan senyawa felonik kurkumin dari kunyit dan polifenol katekin dari teh bersifat protektif terhadap kanker lambung dan usus.

Atau contoh lainnya adalah isoflavon yang banyak terdapat pada kedelai , ginseng, buah dan sayur dapat menurunkan resiko kanker payudara. Senyawa lainnya yang bermanfaat adalah senyawa karotenoid yang banyak terdapat pada tomat. Penduduk negara Mediterania, seperti Italia, Yunani, Spanyol, Mesir, Siprus dan Maroko memiliki tradisi mengonsumsi tomat. Studi epidemiologi di beberapa  daerah di Italia dan Yunani menunjukkan angka kejadian yang rendah untuk penyakit kardiovaskular dan beberapa jenis kanker seperti kolon, payudara dan prostat.

OXY Drinking Water atau OXY Activated Water melalui proses pengaktifan air. Proses pengaktifan air ini menggunakan resonansi bergelombang alpha yang tinggi ke dalam air yang telah dimurnikan yang akan membentuk ikatan molekul  H2O menjadi lebih stabil. Karena ikatan kovalen yang terjadi antara ion Hidrogen dan ion Oksigen menjadi lebih kuat dalam sudut 104,5° yang seragam. Air yang telah melewati proses ini akan menjadi bermuatan positif. Air yang telah diaktifkan ini akan mempermudah masuk ke dalam sel dan pembuluh darah sehingga dengan cepat akan bereaksi ke dalam setiap sel. Air aktif ini akan berfungsi:
  1. Membantu mencegah penggumpalan sel darah
  2. Membantu mencegah terbentuknya sel dengan ikatan tak beraturan
  3. Membantu mengurangi radikal bebas di dalam sel
  4. Membantu membangkitkan energi sel
  5. Membantu mencegah kanker

Tidak ada komentar:

Posting Komentar