Banyak orang bimbang,muncul banyak pertanyaan sebenarnya
berapakah pH air yang baik untuk kita konsumsi setiap hari? Namun sebelum kita
melanjutkan pembahasan mengenai hal tersebut, alangkah baiknya jika kita
mengenal apa itu pH sebenarnya?
pH adalah Salah satu pengukuran yang sangat penting dalam
berbagai cairan proses (industri, farmasi, manufaktur, produksi makanan dan
sebagainya) yaitu pengukuran ion hidrogen dalam suatu larutan . Merupakan suatu
ekspresi dari konsentrasi ion Hidrogen (H) didalam air, besarannya dinyatakan
dalam minus logaritma dari konsentrasi ion H. Larutan dengan harga pH rendah
dinamakan "asam" sedangkan yang harga pH-nya tinggi dinamakan
"basa". Skala pH terentang dari 0 (asam kuat) sampai 14 (basa kuat)
dengan 7 adalah harga tengah mewakili air netral. Sebagai contoh, bila
dinyatakan pH suatu cairan adalah 6, maka hal ini diartikan sebagai konsentrasi
H dalam air tersebut adalah 0,000001 bagian dari total larutan. Begitu juga
dengan pH 5 yang berarti konsentrasi H dalam air tersebut adalah 0,00001 bagian
dari total larutan. Oleh karena itu pH diartikan sebagai " - (minus)
logaritma konsentrasi ion H"
pH = - log (H)
yang
perlu diperhatikan lagi adalah bahwa selisih satuan pH maka berarti ada
perbedaan konsentrasi 10 kali lipat. Dengan demikian apabila selisih angkanya
adalah 2, maka perbedaannya adalah 10 x10 = 100 kali lipat. Sebagai contoh pH 5
menunjukkan konsentrasi H sebanyak
0,00001 atau seperseratus ribu, sedangkan pH 6 berarti 0,000001 atau
sepersatujuta. Dengan demikian dimisalkan kalau kita memiliki larutan gula
dengan pH 6 dan akan diturunkan menjadi pH 5 maka sama artinya larutan gula
tersebut akan memiliki kemanisan meningkat 10 kali lipat lebih manis
dibandingkan sebelumnya.
.
Gb.1.1.
Skala Rentang pH
Bagaimana mengukurnya? Atau bagaimana kita mengetahui nilai pH
minuman kita? Tentunya banyak pertanyaan seperti ini bila kita menilik
penjelasan diatas. Untuk mengetahui pH ada berbagai cara yang dapat dilakukan
yakni diantaranya :
1. Menggunakan indikator asam basa
sederhana, yakni kertas lakmus.
Gb.1.2.
Lakmus
Metode ini hanya bisa
membedakan sifat dari larutan yang diuji, yakni bersifat basa atau asam, yang
ditunjukkan dengan perubahan warna pada kertas uji, namun tidak bisa menentukan
angka nilai pasti dari pH larutan yang diuji tersebut. Sehingga cara ini kurang akurat jika
digunakan dalam pengujian penentuan nilai pH. Hasil pengujian warna dengan
penggunaan lakmus adalah sebagai berikut :
a. Lakmus Merah, dalam larutan yang memiliki pH
asam akan berwarna merah, dan dalam larutan basa akan berwarna biru,dan dalam
pH netral tidak akan berubah warna.
b. Lakmus Biru, dalam larutan yang memiliki pH
asam akan berwarna merah, dan dalam larutan basa akan berwarna biru, dan dalam
pH netral tidak akan berubah warna
2. Metode Titrasi Asam-Basa
Titrasi merupakan metode analisa kimia secara kuantitatif
yang biasa digunakan dalam laboratorium untuk menentukan konsentrasi dari
reaktan. Metode ini dikenal juga sebagai metode analisa volumetrik. Dalam
titrasi asam-basa kuat, sebuah reagen yang disebut sebagai peniter, yang
diketahui konsentrasi (larutan standar)
dan volumnya digunakan untuk mereaksikan larutan yang dititer yang mana
konsentrasinya tidak diketahui. Dengan menggunakan buret terkalibrasi untuk
menambahkan peniter maka sangat mungkin untuk menentukan jumlah pasti larutan
yang digunakan untuk mencapai titik
akhir. Titik akhir adalah titik dimana titrasi selesai, yang ditentukan dengan
indikator. Idealnya indikator akan berubah warna pada saat titik ekivalensi.
Dalam titrasi asam basa, titik akhir dari titrasi adalah titik pada saat pH
reaktan mendekati 7, dan biasanya larutan akan berubah warna menjadi merah muda karena adanya indikator
Fenolftealin. Dengan pengujian yang benar dan sesuai prosedur maka dapat
didapatkan nilai pH yang cukup akurat
3. Menggunakan indikator universal
dan pH meter
Indikator
Universal
Indikator universal merupakan campuran dari bermacam-macam
indikator yang dapat menunjukkan pH suatu larutan dari perubahan warnanya.
Indikator universal ada dua macam yaitu indikator yang berupa kertas dan
larutan
Indikator Kertas
Indikator kertas
berupa kertas serap dan tiap kotak kemasan indikator jenis ini dilengkapi
dengan peta warna. Penggunaannya sangat sederhana, sehelai indikator dicelupkan
ke dalam larutan yang akan diukur pH-nya. Kemudian dibandingkan dengan peta
warna yang tersedia
Larutan
indicator
Salah satu contoh indikator universal jenis larutan adalah
larutan metil jingga (Metil Orange = MO). Pada pH kurang dari 7 larutan ini
berwarna jingga, sedangkan pada pH lebih dari 7 warnanya menjadi kuning. Contoh
indikator cair lainnya adalah indikator fenolftalin (Phenolphtalein = pp). pH
di bawah 8, fenolftalin tidak berwarna, dan akan berwarna merah anggur apabila
pH larutan di atas 10
Warna Indikator Metil Jingga dalam Larutan
dengan pH 2, 7, dan 11
pH
Meter
pengujian dengan pH meter
pH
meter adalah alat yang paling praktis namun cukup akurat selama pemakaian
pengujiannya sesuai standar dalam pengujian pH suatu larutan. Kita tinggal
mencelupkan batang indikator pH, lalu secara otomatis akan terbaca dan
ditampilkan pada layar alat. pH meter seperti
ini disebut sebagai pH meter digital. Dalam penggunaan pH meter ada beberapa hal yang harus diperhatikan
supaya hasil dapat tetap akurat, yakni jenis alat, Kalibrasi alat, kondisi alat
(listrik atau batery), dan prosedur
pengujian. Hal tersebut akan sangat berpengaruh dalam pengujian suatu sample.
Banyak alat dalam kondisi baru, namun belum berarti kondisi alat dalam keadaan
kalibrasi, begitu juga dengan penyimpanan larutan buffer untuk kalibrasi,jika
penyimpanan salah maka akan mempengaruhi pula
keakuratan hasil uji oleh alat tersebut.
Sehingga dengan alat yang tepat, posedur dan perawatan alat yang tepat
sangat dibutuhkan dalam menjaga keakuratan hasil
Oleh karena itu bagaimana sebenanya pH yang baik untuk kita gunakan sebagai air minum yang baik?
Berdasarkan Surat Keputusan menteri Kesehatan
No.907/MenKes/SK/VII/2002, yang dapat disebut sebagai air minum adalah, air
yang kualitasnya memenuhi syarat kesehatan dan dapat langsung diminum, yakni
meliputi persyaratan mikrobiologi, fisika, kimia, dan radioaktif. Sedangakn pH sebenarnya digunakan sebagai
tingkatan yang membedakan sifat asam atau basa nya suatu larutan yang diukur
dalam skala 0 s/d 14. Nilai pH air minum
yang sesuai dengan standar kesehatan secara umum adalah 6,5 s/d 8,5, sementara pH air minum yang
tidak tergolong mengandung mineral adalah 5,0 s/d 7,5. Sesuai standar yang ditetapkan oleh departemen
kesehatan tersebut bila air minum memiliki pH dibawah 5 maka air tersebut disebut
bersifat asam bagi tubuh dan bila diatas
7,5 disebut bersifat sebagai basa.. Pengaturan pH dalam proses produksi air
minum dapat dilakukan dengan 2 (dua) pilihan cara, yakni menggunakan perlakuan
khusus tanpa bahan kimia, dan yang kedua dengan menambahkan bahan kimia kedalam
larutan tersebut. Tentunya cara ke-dua memiliki nilai produksi yang jauh lebih
murah namun tidaklah baik untuk kesehatan. PT. CJDW Indonesia dalam mengatur pH
air OXGNDW (OXY) menggunakan cara pertama, yakni perlakuan khusus yang
menerapkan teknologi fisika murni TANPA menambahkan bahan kimia kedalamnya, hal
ini memang lebih mahal secara perhitungan produksi,namun kembali ke komitmen
awal perusahaan dimana perusahaan mengajak mitra untuk hidup sehat dan berbagi
sehingga tetap dipertahankan kualitas serta keamanan produk terhadap konsumen.
Ahasil OXY memiliki pH yang sangat baik untuk kelas air minum tanpa mineral
yakni rata-rata pada nilai pH 6,8 s/d 7,1. Sehingga OXY sangat aman untuk
dikonsumsi.
Demikian pembahasan
singkat mengenai pH pada edisi kali ini, agar lebih yakin akan kualitas
OXY DRINKING WATER yang selama ini kita kenal sebagai minuman yang
sehat, salam 388....
OXGNDW (OXY) bisa diperoleh di Distributor kami (klik di sini utk daftar distributor)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar