Rabu, 03 September 2014

Kualitas OXY Drinking Water Dilihat Dari Nilai pH

Banyak orang bimbang,muncul banyak pertanyaan sebenarnya berapakah pH air yang baik untuk kita konsumsi setiap hari? Namun sebelum kita melanjutkan pembahasan mengenai hal tersebut, alangkah baiknya jika kita mengenal apa itu pH sebenarnya?
pH adalah Salah satu pengukuran yang sangat penting dalam berbagai cairan proses (industri, farmasi, manufaktur, produksi makanan dan sebagainya) yaitu pengukuran ion hidrogen dalam suatu larutan . Merupakan suatu ekspresi dari konsentrasi ion Hidrogen (H) didalam air, besarannya dinyatakan dalam minus logaritma dari konsentrasi ion H. Larutan dengan harga pH rendah dinamakan "asam" sedangkan yang harga pH-nya tinggi dinamakan "basa". Skala pH terentang dari 0 (asam kuat) sampai 14 (basa kuat) dengan 7 adalah harga tengah mewakili air netral. Sebagai contoh, bila dinyatakan pH suatu cairan adalah 6, maka hal ini diartikan sebagai konsentrasi H dalam air tersebut adalah 0,000001 bagian dari total larutan. Begitu juga dengan pH 5 yang berarti konsentrasi H dalam air tersebut adalah 0,00001 bagian dari total larutan. Oleh karena itu pH diartikan sebagai " - (minus) logaritma konsentrasi ion H"
pH = - log (H)
yang perlu diperhatikan lagi adalah bahwa selisih satuan pH maka berarti ada perbedaan konsentrasi 10 kali lipat. Dengan demikian apabila selisih angkanya adalah 2, maka perbedaannya adalah 10 x10 = 100 kali lipat. Sebagai contoh pH 5 menunjukkan konsentrasi  H sebanyak 0,00001 atau seperseratus ribu, sedangkan pH 6 berarti 0,000001 atau sepersatujuta. Dengan demikian dimisalkan kalau kita memiliki larutan gula dengan pH 6 dan akan diturunkan menjadi pH 5 maka sama artinya larutan gula tersebut akan memiliki kemanisan meningkat 10 kali lipat lebih manis dibandingkan sebelumnya.
.

Gb.1.1. Skala Rentang pH
 Bagaimana mengukurnya? Atau bagaimana kita mengetahui nilai pH minuman kita? Tentunya banyak pertanyaan seperti ini bila kita menilik penjelasan diatas. Untuk mengetahui pH ada berbagai cara yang dapat dilakukan yakni diantaranya :

1. Menggunakan indikator asam basa sederhana, yakni kertas lakmus.

Gb.1.2. Lakmus
Metode ini  hanya bisa membedakan sifat dari larutan yang diuji, yakni bersifat basa atau asam, yang ditunjukkan dengan perubahan warna pada kertas uji, namun tidak bisa menentukan angka nilai pasti dari pH larutan yang diuji tersebut.  Sehingga cara ini kurang akurat jika digunakan dalam pengujian penentuan nilai pH. Hasil pengujian warna dengan penggunaan lakmus adalah sebagai berikut :

a.   Lakmus Merah, dalam larutan yang memiliki pH asam akan berwarna merah, dan dalam larutan basa akan berwarna biru,dan dalam pH netral tidak akan berubah warna.
b.   Lakmus Biru, dalam larutan yang memiliki pH asam akan berwarna merah, dan dalam larutan basa akan berwarna biru, dan dalam pH netral tidak akan berubah warna

2. Metode Titrasi Asam-Basa
Titrasi merupakan metode analisa kimia secara kuantitatif yang biasa digunakan dalam laboratorium untuk menentukan konsentrasi dari reaktan. Metode ini dikenal juga sebagai metode analisa volumetrik. Dalam titrasi asam-basa kuat, sebuah reagen yang disebut sebagai peniter, yang diketahui konsentrasi  (larutan standar) dan volumnya digunakan untuk mereaksikan larutan yang dititer yang mana konsentrasinya tidak diketahui. Dengan menggunakan buret terkalibrasi untuk menambahkan peniter maka sangat mungkin untuk menentukan jumlah pasti larutan yang digunakan untuk  mencapai titik akhir. Titik akhir adalah titik dimana titrasi selesai, yang ditentukan dengan indikator. Idealnya indikator akan berubah warna pada saat titik ekivalensi. Dalam titrasi asam basa, titik akhir dari titrasi adalah titik pada saat pH reaktan mendekati 7, dan biasanya larutan akan berubah warna menjadi  merah muda karena adanya indikator Fenolftealin. Dengan pengujian yang benar dan sesuai prosedur maka dapat didapatkan nilai pH yang cukup  akurat

3. Menggunakan indikator universal dan pH meter
    Indikator Universal

Indikator universal merupakan campuran dari bermacam-macam indikator yang dapat menunjukkan pH suatu larutan dari perubahan warnanya. Indikator universal ada dua macam yaitu indikator yang berupa kertas dan larutan
    Indikator Kertas

 Indikator kertas berupa kertas serap dan tiap kotak kemasan indikator jenis ini dilengkapi dengan peta warna. Penggunaannya sangat sederhana, sehelai indikator dicelupkan ke dalam larutan yang akan diukur pH-nya. Kemudian dibandingkan dengan peta warna yang tersedia
    Larutan indicator
Salah satu contoh indikator universal jenis larutan adalah larutan metil jingga (Metil Orange = MO). Pada pH kurang dari 7 larutan ini berwarna jingga, sedangkan pada pH lebih dari 7 warnanya menjadi kuning. Contoh indikator cair lainnya adalah indikator fenolftalin (Phenolphtalein = pp). pH di bawah 8, fenolftalin tidak berwarna, dan akan berwarna merah anggur apabila pH larutan di atas 10

    Warna Indikator Metil Jingga dalam Larutan dengan pH 2, 7, dan 11

    pH  Meter

    pengujian dengan pH meter
            pH meter adalah alat yang paling praktis namun cukup akurat selama pemakaian pengujiannya sesuai standar dalam pengujian pH suatu larutan. Kita tinggal mencelupkan batang indikator pH, lalu secara otomatis akan terbaca dan ditampilkan pada layar alat. pH meter seperti  ini disebut sebagai pH meter digital. Dalam penggunaan pH meter  ada beberapa hal yang harus diperhatikan supaya hasil dapat tetap akurat, yakni jenis alat, Kalibrasi alat, kondisi alat (listrik atau batery), dan  prosedur pengujian. Hal tersebut akan sangat berpengaruh dalam pengujian suatu sample. Banyak alat dalam kondisi baru, namun belum berarti kondisi alat dalam keadaan kalibrasi, begitu juga dengan penyimpanan larutan buffer untuk kalibrasi,jika penyimpanan salah maka akan mempengaruhi pula  keakuratan hasil uji oleh alat tersebut.  Sehingga dengan alat yang tepat, posedur dan perawatan alat yang tepat sangat dibutuhkan dalam menjaga keakuratan hasil
Oleh karena itu bagaimana sebenanya pH yang baik untuk kita gunakan sebagai air minum yang baik?
Berdasarkan Surat Keputusan menteri Kesehatan No.907/MenKes/SK/VII/2002, yang dapat disebut sebagai air minum adalah, air yang kualitasnya memenuhi syarat kesehatan dan dapat langsung diminum, yakni meliputi persyaratan mikrobiologi, fisika, kimia, dan radioaktif.  Sedangakn pH sebenarnya digunakan sebagai tingkatan yang membedakan sifat asam atau basa nya suatu larutan yang diukur dalam skala 0 s/d 14.  Nilai pH air minum yang sesuai dengan standar kesehatan secara umum adalah  6,5 s/d 8,5, sementara pH air minum yang tidak tergolong mengandung mineral adalah 5,0 s/d 7,5.  Sesuai standar yang ditetapkan oleh departemen kesehatan tersebut bila air minum memiliki pH dibawah 5 maka air tersebut disebut bersifat asam  bagi tubuh dan bila diatas 7,5 disebut bersifat sebagai basa.. Pengaturan pH dalam proses produksi air minum dapat dilakukan dengan 2 (dua) pilihan cara, yakni menggunakan perlakuan khusus tanpa bahan kimia, dan yang kedua dengan menambahkan bahan kimia kedalam larutan tersebut. Tentunya cara ke-dua memiliki nilai produksi yang jauh lebih murah namun tidaklah baik untuk kesehatan. PT. CJDW Indonesia dalam mengatur pH air OXGNDW (OXY) menggunakan cara pertama, yakni perlakuan khusus yang menerapkan teknologi fisika murni TANPA menambahkan bahan kimia kedalamnya, hal ini memang lebih mahal secara perhitungan produksi,namun kembali ke komitmen awal perusahaan dimana perusahaan mengajak mitra untuk hidup sehat dan berbagi sehingga tetap dipertahankan kualitas serta keamanan produk terhadap konsumen. Ahasil OXY memiliki pH yang sangat baik untuk kelas air minum tanpa mineral yakni rata-rata pada nilai pH 6,8 s/d 7,1. Sehingga OXY sangat aman untuk dikonsumsi.

Demikian  pembahasan singkat mengenai pH pada edisi kali ini, agar lebih yakin akan kualitas  OXY DRINKING WATER yang selama ini kita kenal sebagai minuman yang sehat, salam 388....