BIASAKANLAH HIDUP SEHAT DAN MEMBAGIKANNYA

Selasa, 23 Februari 2016

Suplemen Kesehatan Justru Membahayakan Tubuh?

Untuk menunjang stamina tubuh dalam menjalankan aktivitas, tak jarang orang mengonsumsi suplemen. Tapi  yang perlu Anda ketahui, dibalik 'manfaatnya', suplemen ternyata bisa membahayakan tubuh. Kita semua menginginkan badan sehat, bugar dan lancar menjalankan aktivitas sehari-hari hingga lanjut usia nanti, bukan? Kita juga perlu mengupayakan pencegahan agar terhindar dari penyakit di masa mendatang. Penyakit yang dimaksud bukan sebatas penyakit infeksi kuman atau serangan jantung, melainkan dalam aspek yang lebih menyeluruh, seperti pikun (demensia), keropos tulang (osteoporosis) dan segelintir masalah-masalah akibat penuaan.

Suplemen apakah yang baik untuk kesehatan? Suplemen kesehatan hanya sedikit memberi manfaat bagi tubuh. Sebab suplemen justru membawa resiko kesehatan.

Ketika Anda mengonsumsi vitamin lima hingga sepuluh kali lipat, diluar batas yang direkomendasikan, maka Anda beresiko terkena serangan jantung, kanker dan hidup dalam waktu lebih singkat.

Konsumsi multivitamin seperti suplemen memang tak ada salahnya, tapi itu juga tak membantu tubuh kita. Ada hal yang jauh lebih baik dibanding mengonsumsi pil suplemen tubuh. Seperti, bagi ibu hamil, mengonsumsi makanan yang mengandung asam folat seperti kacang hijau agar bayi terhindar dari Spina Bifida. Spina Bifida adalah kondisi cacatnya tulang belakang.

Ada 4 suplemen yang perlu dikonsumsi agar tetap sehat dan terhindar dari penyakit. Pertama ialah multivitamin. Kedua ialah vitamin D, karena multivitamin yang ada saat ini kebanyakan tidak menyertakan vitamin D di dalamnya. Bila multivitamin sudah menyertakan vitamin D, maka tidak diperlukan lagi ekstra vitamin D.

Berikutnya ialah omega-3 atau minyak ikan. Dan yang terakhir adalah kalsium dan magnesium.

Apakah 4 suplemen tersebut memang penting dan bermanfaat untuk jangka panjang?  Dan apakah orang Indonesia juga perlu mengonsumsi suplemen tersebut?

Perlu diketahui bersama bahwa sejatinya suplemen itu benar-benar dibutuhkan apabila tubuh mengalami kekurangan (defisiensi). Kekurangan vitamin C, maka konsumsilah ekstra vitamin C. Jadi teoritis suplementasi (di atas dosis kebutuhan) tidak diperlukan.

Studi yang terbaik datang dari American Journal of Clinical Nutrition (Am J Clin Nutr) tahun 2013. Penelitian tersebut merupakan meta-analisis yang menilai puluhan studi besar yang telah ada. Dalam hirearki literatur kedokteran, meta-analisis adalah bentuk metode yang paling tinggi bobotnya.

Studi tersebut mencoba melihat, apakah suplementasi multivitamin dan multimineral pada orang sehat dapat memberikan manfaat yang berarti, bila ditinjau dari sudut kematian (mortalitas)? Bila benar bermanfaat, maka setiap orang (sehat maupun sakit) perlu mengonsumsi multivitamin. Namun hasilnya, tidak ada perbedaan antara konsumen vitamin dengan kelompok yang tidak mengonsumsi suplemen.

Vitamin D berperan dalam meningkatkan penyerapan kalsium. Kalsium adalah komponen penting penyusun tulang. Konsumsi kalsium secara tepat sangat bermanfaat untuk mencegah keropos tulang di kemudian hari. Secara logika, kombinasi vitamin D-kalsium, bahkan dengan magnesium, akan sangat bermanfaat.

Konsumsi vitamin D dan kalsium sangat perlu, terutama bagi populasi negara barat yang kurang terpapar sinar matahari. Ini mungkin dapat dibenarkan, mengingat angka kadar vitamin D rendah (insufisiensi) untuk individu negara barat cukup tinggi.

Istilah "insufisiensi" digunakan untuk mendeskripsikan tahap antara normal dan defisiensi.

Alasan kedua, semakin tua usia seseorang, maka memang terjadi penurunan kadar vitamin D ini. Proses penuaan melibatkan penurunan fungsi sistem organ (kulit, pencernaan, hati dan ginjal) yang mengatur metabolisme vitamin D.

Konsumsi vitamin D sebenarnya telah banyak diteliti dan terbukti memberikan efek positif lain untuk segelintir penyakit lain, seperti jantung, kanker dan penyakit degeneratif. Pada orang tua yang sering mengalami keropos tulang, konsumsi vitamin D telah terbukti mampu menguatkan tulang dan otot sehingga mengurangi angka kejadian jatuh (fall) dan patah tulang (fracture).

Penelitian-penelitian saat ini masih terbatas pada populasi negara barat yang sering insufisiensi vitamin D, Untuk populasi Indonesia, studi yang ada hanya terbatas pada kelompok usia tua dan/atau dengan osteoporosis. Jadi, belum ada bukti vitamin D dan kalsium untuk populasi muda dan sehat.

Apakah vitamin D dan kalsium selalu aman? Tentu saja tidak. Efek yang sangat dikhawatirkan adalah hiperkalsemia (tingginya kadar kalsium dalam darah). Hiperkalsemia dapat menyebabkan gangguan irama jantung yang mengancam nyawa. Demikian halnya dengan kadar magnesium yang berbahaya bila terlampau tinggi.

Kesimpulannya, suplemen itu benar-benar dibutuhkan apabila tubuh mengalami kekurangan.

Berbeda dengan multivitamin dan multimineral, omega-3 dan minyak ikan ditujukan untuk mencegah penyakit jantung koroner dan memperbaiki profil kolesterol.

Penyelidikan dimulai dari adanya fakta bahwa orang-orang yang sering mengonsumsi ikan lebih jarang mengalami serangan jantung. Setelah ditelusuri, barulah diketahui adanya omega-3 EPA dan DHA yang tinggi pada ikan dan minyak ikan. Omega-3 termasuk asam lemak rantai panjang tidak jenuh (polyunsaturated fatty acid/PUFA). Jenis asam lemak tak jenuh lainnya ialah MUFA (monounsaturated fatty acid), yang banyak ditemukan pada minyak canola dan minyak olive.

Sebaliknya, diet tinggi asam lemak jenuh (saturated fatty acid) terbukti berkaitan dengan peningkatan kolesterol LDL dan kolesterol total, yang diklaim sebagai faktor resiko penyakit jantung koroner.

Jadi, PUFA sebenarnya sangat diperlukan dalam menu makanan sehari-hari. Disamping meningkatkan PUFA, kita juga perlu menghindari asam lemak jenuh.

Sumber makanan PUFA yang digoreng dengan margarin akan mengubah struktur asam lemak menjadi trans-fatty acid. Asam lemak trans- ini pun harus dihindari.

Kesimpulannya, kita harus berhati-hati dan selektif dalam mengonsumsi suplemen. Tidak semuanya perlu, dan tidak semuanya aman. Meski penting, hidup sehat hingga tua juga tidak melulu dari pola makan. Hidup sehat juga perlu didukung dengan olahraga dan pikiran yang sehat.

sumber: detik dot com dan kompas dot com

Jumat, 12 Februari 2016

Nyeri Punggung

Nyeri punggung adalah salah satu kondisi umum yang dapat mengganggu aktivitas sehari-hari. Gejalanya bisa berupa rasa sakit yang datang dan pergi, sendi yang terasa kaku atau sulit digerakkan dan rasa tegang. Nyeri punggung dapat dipicu postur tubuh yang salah saat duduk, berdiri, membungkuk, atau efek mengangkat benda yang berat.

Umumnya nyeri punggung akan hilang dalam 2-12 minggu. Kondisi ini biasanya tidak disebabkan hal serius dan dapat ditangani hanya dengan terus aktif bergerak dan mengonsumsi obat pereda rasa sakit. Namun pada beberapa kasus, dapat sangat menyiksa dan tidak tertahankan hingga menghambat aktivitas sehari-hari.

Khususnya untuk golongan orang lanjut usia (lansia), nyeri punggung merupakan kondisi yang sangat umum terjadi. Setidaknya 40 persen dari orang berusia di atas 65 tahun menderita nyeri punggung. Hasil penelitian PERDOSSI (Persatuan Dokter Saraf Seluruh Indonesia) yang dilakukan pada 14 kota di Indonesia pada 2002 menemukan adanya 18,1 persen pengidap nyeri punggung bawah.

Sedangkan penelitian Community Oriented Program for Control of Rheumatic Disease (COPORD ) di Indonesia menemukan bahwa prevalensi nyeri punggung adalah 13,6 persen pada wanita dan 18,2 persen pada laki-laki. Insiden nyeri punggung dari berbagai gejala berdasarkan kunjungan pasien ke beberapa rumah sakit di Indonesia berkisar antara 3-17 persen. Dari data-data ini, bisa disimpulkan bahwa nyeri punggung merupakan suatu kondisi yang umum dan bisa menyerang siapa saja.

Sakit punggung bagian bawah adalah jenis yang paling sering terjadi. Namun nyeri punggung lain juga dapat dirasakan pada sepanjang tulang belakang, dari leher hingga panggul. Berikut ini adalah beberapa jenis nyeri punggung yang sering terjadi:
  • Nyeri leher, yaitu sakit dan kekakuan pada leher 
  • Skiatika, yaitu nyeri karena iritasi dan tekanan pada saraf skiatik yang menjalar dari punggung bawah hingga telapak kaki  
  • Whiplash, yaitu cedera pada leher karena gerakan tiba-tiba 
  • Ankylosing spondylitis, yaitu peradangan kronis yang memengaruhi tulang belakang serta sendi dan otot-otot yang terkait  
  • Nyeri bahu, kondisi ini sering menjadi gejala adanya penyakit lain  
  • Kekauan pada bahu, yaitu kondisi yang membuat pundak tidak dapat bergerak secara bebas  
  • Slipped disc, yaitu pergeseran cakram sendi tulang punggung yang menyebabkan sakit yang terus-menerus, sensasi kesemutan dan bahkan mati rasa 

Diagnosis diperlukan untuk mengetahui penyebab dan cara pengobatan yang diperlukan.

Ada berbagai cara penanganan yang dapat dilakukan agar rasa nyeri menjadi tidak berkepanjangan.
  • Saat Anda mengalami nyeri punggung, penting untuk sebisa mungkin tetap aktif dan beraktivitas seperti biasa. Berjalan kaki atau melakukan kegiatan sehari-hari justru akan membantu pemulihan nyeri Anda. 
  • Jika nyeri Anda tidak mereda dan terasa tidak tertahankan, Anda dapat mengonsumsi obat-obatan pereda nyeri seperti paracetamol atau ibuprofen. 
  • Penelitian membuktikan bahwa pemulihan akan menjadi lebih cepat pada pengidap yang tetap berpikir positif dibandingkan mereka yang mengalami stress. 
  • Kompres panas atau dingin dapat membantu meredakan nyeri. Tempelkan koyo atau oleskan balsam pada area yang sakit. Bisa juga dengan menempelkan kantong es pada area nyeri, lalu ganti dengan kompres handuk hangat atau mandi air hangat.
  • Fisioterapi: terapi untuk memperbaiki fungsi gerak motorik akibat gangguan pada rangka tubuh.
  • Terapi chiropractic: metode ilmiah untuk mendiagnosis, menangani, dan mencegah gangguan pada sistem muskuloskeletal (otot-otot dan kerangka tubuh).
  • Terapi osteopati: mendeteksi, menangani, dan mencegah masalah kesehatan dengan gerakan, peregangan, dan pijatan pada otot dan sendi.
Rangkaian penanganan di atas dapat dipadukan untuk nyeri punggung yang sudah terjadi lebih dari 6 minggu dan sudah dianggap kronis. Penanganan dapat meliputi kombinasi obat pereda sakit dan salah satu dari terapi manual, akupunktur, dan mengikuti kelas-kelas latihan fisik.

Sangat sedikit kasus yang melibatkan operasi tulang belakang. Operasi ini hanya akan dijalani jika semua cara di atas tidak berhasil.

Berat janin yang disangga tulang belakang dan perubahan cara berdiri serta berjalan membuat kebanyakan ibu hamil merasakan nyeri punggung. Rasa sakit ini diakibatkan tekanan dan regangan pada otot dan sendi punggung.

Ada cara-cara lain yang dapat dilakukan penderita untuk mengurangi rasa sakit selain dengan hanya mengonsumsi obat-obatan.

Tanpa berkunjung ke dokter, pada umumnya nyeri punggung akan membaik dengan sendirinya. Namun jika rasa sakitnya tidak kunjung hilang dan sudah tidak tertahankan, Anda dapat mengonsultasikannya kepada dokter.

Anda juga harus mewaspadai beberapa gejala yang dapat merujuk kepada penyakit yang lebih serius.  Anda harus segera mengunjungi dokter jika mengalami gejala-gejala darurat semacam ini:
  • Demam 38°C atau lebih tinggi
  • Tidak dapat buang air kecil
  • Kehilangan berat badan tanpa tahu penyebabnya
  • Nyeri punggung yang tidak juga mereda setelah Anda berbaring
  • Rasa sakit pada bagian dada atau bagian atas punggung
  • Nyeri pada kaki dan di bawah lutut
  • Nyeri yang kian memburuk di malam hari
  • Hilangnya kontrol untuk membuang air kecil dan besar
  • Terasa mati rasa pada area kelamin, bokong, atau tubuh bagian belakang
  • Pembengkakan pada punggung

Postur tubuh dan olahraga sangat memengaruhi kesehatan tulang punggung Anda. Cobalah untuk menghindarkan punggung dari tekanan berlebihan agar tetap kuat dan lentur. Berikut ini adalah beberapa hal yang dapat mencegah terjadinya nyeri:
  • Gunakan sepatu beralas datar sesering mungkin daripada sepatu hak tinggi
  • Sejajarkan posisi keyboard komputer dengan pusar agar pundak tidak tertekan
  • Sejajarkan posisi layar komputer dengan pandangan mata untuk menghindarkan leher dari ketegangan 
  • Olahraga teratur seperti berenang dan jalan kaki
  • Tingkatkan fleksibilitas otot punggung dengan olahraga yoga atau pilates

Senin, 01 Februari 2016

Nutrisi

Energi
Energi diukur dalam kilojoules atau kilo kalori, Tubuh membutuhkan energi untuk pertumbuhan, metabolisme dan kegiatan. Energi yang tidak dimanfaatkan oleh tubuh disimpan dalam bentuk lemak untuk digunakan kembali pada saat diperlukan. Suatu hal yang penting untuk menjaga agar jumlah energi dari makanan yang kita konsumsi seimbang dengan jumlah yang diperlukan oleh tubuh. Apabila tubuh tidak mendapatkan cukup energi, maka tubuh akan menjadi lesu dan kehilangan berat badan.

Karbohidrat
Karbohidrat adalah sumber energi utama bagi tubuh. Dalam proses pencernaan, karbohidrat akan diuraikan menjadi komponen penyusunnya, gula sederhana. Karbohidrat ini merupakan sumber energi yang paling mudah dimanfaatkan dan juga paling mudah untuk diubah menjadi cadangan energi.

Protein
Protein digunakan untuk pertumbuhan, pemeliharaan dan peremajaan sel-sel tubuh. Adalah suatu hal yang mendasar bahwa kebutuhan akan protein terpenuhi untuk berfungsinya tubuh dengan sehat. Makanan yang kaya protein termasuk daging merah, ayam, ikan, telur, produk susu, kacang dan biji-bijian.

Indeks Glycaemic
Indeks Glycaemic (IG) adalah suatu cara untuk mengukur pengaruh sejumlah tertentu karbohidrat dalam makanan terhadap kadar gula darah. Berdasarkan nilai IG, makanan dikelompokkan dalam IG rendah, sedang atau tinggi. Karbohidrat dari makanan yang ber IG rendah lebih lambat diserap ke dalam peredaran darah sehingga membantu terjaganya kestabilan kadar gula darah. Dibanding dengan nilai kandungan gula, IG dari suatu makanan merupakan petunjuk yang lebih tepat terhadap pengaruh makanan tersebut terhadap peningkatan kadar gula darah.

Lemak
Lemak dapat dikelompokkan sebagai jenuh, tak jenuh ganda dan tak jenuh tunggal. Petunjuk diet seringkali menganjurkan kita membatasi konsumsi lemak, khususnya lemak jenuh. Sejumlah kecil lemak tak jenuh akan mencukupi kebutuhan akan asam lemak esensial dan vitamin-vitamin yang larut lemak. Sebagai sumber energi, lemak menghasilkan energi yang besar dibanding karbohidrat dan protein dalam berat yang sama. Karena itu lemak memberikan kontribusi yang paling besar terhadap peningkatan berat badan.

Kolesterol
Kolesterol adalah salah satu pembentuk membran sel dan beberapa hormon. Manusia tidak perlu mengonsumsi kolesterol karena tubuh manusia memproduksi kolesterol dalam jumlah yang cukup untuk memenuhi kebutuhannya. Berlebihan dalam pemasukan kolesterol cenderung mengakibatkan penyempitan pembuluh darah.

Natrium
Natrium adalah komponen utama garam. Manusia memang memerlukan natrium untuk dapat bekerja dengan baik, akan tetapi manusia seringkali mengonsumsi  garam lebih dari yang dibutuhkan.

OXY Drinking Water melancarkan metabolisme sehingga berpengaruh pada proses detoksifikasi dan daya serap nutrisi tubuh akan bertambah. Keluhan yang seringkali muncul antara lain: tekanan darah yang tidak stabil, mudah stress dan gugup dan penyakit pada pembuluh darah tak muncul lagi.